This blog is part of my digital diary of small stories. A personal blog of anything, including daily life, random adventures, college stuff, lessons learned, and life far from home. Can’t promise I’ll post often, but it’s all from the heart. Sometimes it’s non-sense, but I just feel like writing it anyway.

Mencari Kebahagiaan (?)

by

in

Lucunya hidup, makin kita kejar kebahagiaan, kadang malah makin terasa jauh. Kita sibuk mengejar sesuatu yang kita pikir akan membuat hidup lebih berarti, padahal sering kali kebahagiaan sudah hadir dalam bentuk yang sederhana. Ia tidak hilang, hanya tertutup oleh keinginan-keinginan baru yang tidak ada habisnya.

Setiap orang punya titik awal yang berbeda. Ada yang lahir di lingkungan yang nyaman, ada juga yang harus berjuang sejak awal. Tapi pada akhirnya, bukan di mana kita mulai yang menentukan, melainkan bagaimana kita menjalani perjalanannya. Kadang langkahnya pelan, kadang tersandung, tapi tidak apa-apa. Selama kita masih berjalan, berarti kita masih hidup.

Dalam perjalanan itu, kita akan terus belajar, dan dari setiap pelajaran akan lahir kesadaran baru. Ada satu kalimat yang selalu terasa benar,

“Semakin kita tahu, semakin kita sadar bahwa kita tidak tahu apa-apa.”

Semakin banyak hal yang kita temui, semakin kita sadar betapa luasnya dunia ini. Kesadaran itu bukan kelemahan, tapi justru tanda bahwa kita masih mau belajar. Saat kita berhenti merasa paling tahu, dunia jadi terasa lebih luas dan hidup jadi lebih ringan.

Kita semua punya impian yang besar. Ada yang ingin sukses, ada yang ingin tenang, ada juga yang hanya ingin merasa cukup. Tapi mimpi besar sering terasa berat karena kita lupa satu hal: semua hal besar dimulai dari langkah kecil. Tidak ada yang bisa kita capai tanpa keberanian untuk melakukan sesuatu hari ini, sekecil apa pun itu.

“Punya visi panjang, tapi bisa mengeksekusi yang jangka pendek.”

Kalimat ini mengingatkan bahwa kita boleh punya pandangan jauh ke depan, tapi tetap harus hadir di hari ini. Mimpi tidak akan berarti tanpa tindakan kecil yang nyata. Kadang cuma dengan belajar lima belas menit, menulis satu paragraf, atau sekadar berani mulai, itu sudah lebih dari cukup.

Lalu, di tengah semua upaya dan rencana, kadang kita lupa berhenti sejenak untuk bersyukur. Ada kalimat sederhana yang menampar pelan,

“Orang sakit hanya ingin sembuh, sedangkan orang sehat punya seribu keinginan.”

Lucu, tapi benar. Saat sakit, yang kita harapkan hanya satu hal. Tapi ketika sehat, kita langsung punya banyak keinginan. Kita lupa bahwa bisa bangun tanpa rasa sakit, bisa makan, berjalan, tertawa, dan merasakan hangatnya matahari pagi, itu sudah bentuk kebahagiaan yang sering kita lewatkan begitu saja.

Mungkin di situ letak kesederhanaan bahagia. Ia tidak selalu muncul di akhir perjuangan besar, tapi sering datang di tengah-tengah perjalanan, dalam momen kecil yang sering kita abaikan. Duduk sendirian sambil mendengarkan lagu, berbagi cerita dengan teman lama, atau sekadar menatap langit sore tanpa alasan.

Bahagia tidak perlu direncanakan terlalu rumit. Ia muncul ketika kita cukup berhenti, menarik napas, dan sadar bahwa ternyata tidak ada yang salah dengan hidup ini. Kita hanya lupa melihatnya dari dekat.

Jadi mungkin, untuk kali ini, tidak perlu mengejar terlalu keras. Cukup nikmati yang ada, rawat yang sederhana, dan biarkan hidup berjalan apa adanya.

Karena sering kali, bahagia tidak datang dari hal yang baru, tapi dari cara kita melihat hal yang sama dengan hati yang lebih tenang.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *